Sabtu, 13 Juni 2015

Surat Untuk Angeline


Surat Untuk Angeline

Satu, dua, tiga… hmmm sepertinya lebih dari itu aku memikirkan mu hari ini. Untuk seorang pria dewasa memikirkan seorang gadis kecil seperti mu memang terlihat aneh, tapi itu yang aku rasakan saat ini. Wajah mu dan pemberitaan mu di surat kabar memenuhi otak ku sepanjang hari. Sudah 4 hari wajah mu memenuhi surat kabar, pemberitaan mu di ekspose besar-besaran oleh media. 

Banyak orang mengatakan kalau kamu gadis kecil yang cantik. Entah mereka berbicara jujur atau hanya sekedar prihatin saja dengan peristiwa yang menimpa mu, aku tidak tahu pasti, Namun Sebagai pria aku memang mengakui bahwa kamu memang cantik, malaikat dalam rupa seorang anak kecil. Hahaha mungkin itu kalimat lebaynya. 

Oh iya, mungkin di tempat mu saat ini tidak ada televisi, jadi aku ingin memberitahu mu bahwa saat ini begitu banyak orang yang sayang kepada mu, kamu pasti akan terkejut ketika mengetahui jumlahnya. Aku tidak tahu pasti, tapi aku berani bertaruh kalau hampir seluruh masyarakat yang PUNYA NURANI di Indonesia saat ini sayang pada mu. Mereka bahkan membuatkan mu sebuah acara khusus di beberapa saluran televisi, mengadakan acara untuk mengenang mu, menyalakan 1000 lilin hanya untuk mendoakan mu, bahkan aku sempat mendengar di beberapa perbincangan kecil ibu-ibu tetangga rumah ku, mereka bahkan ingin merawat dan mengasuh mu. 
(foto dari boombastis.com)
Wow luar biasa, tapi entah aku harus mengucapkan selamat atau turut bersedih karenanya. Aku takut kamu patah hati, mungkin ini hanya perasaan dari lubuk hati ku, tapi menurutku perhatian dan rasa cinta mereka sudah dingin, sudah tak bisa lagi kamu dirasakan. 

Satu pertanyaan besar muncul di benak ku. Andai peristiwa yang kamu alami tidak terungkap, apakah rasa cinta mereka kepada mu juga tidak akan muncul? Apakah rasa cinta itu tulus? Ataukah hanya muncul karena bentuk rasa prihatin? 

Ah entahlah, aku juga tidak tahu, kamu juga tidak perlu merisaukannya, tempat mu sekarang disana pasti jauh lebih baik dari pada disini.

Angel…

Aku hanya bisa berharap dan berdoa, semoga di tempat mu sekarang, dipenuhi dengan banyak cinta, tempat dimana tak ada lagi duka cita, tempat dimana kamu bisa bermain sepuasnya tanpa ada yang memarahi, tempat dimana kamu bisa mengadu dan berlindung, tempat dimana kamu bisa merasakan keamanan dan kenyaman, bukan lagi seperti tempat tinggal mu disini, kamar pengap dan bau menyengat yang dikatakan media. Aku yakin Tuhan sudah menyediakan tempat yang indah disana.

Angel…

Melalui surat ini aku ingin mengucapkan permintaan maaf. Maafkan kami yang tidak memperhatikan mu ketika masih tinggal disini, mungkin kami tidak tahu, mungkin kami terlalu sibuk mengurusi urusan pribadi, mungkin kami juga acuh dan tak peduli dengan dirimu saat itu. Sungguh kami meminta maaf.
Sekarang aku mau mengucapkan sebuah janji. Sebuah janji yang mungkin sekarang ini banyak orang ingin mengungkapkannya. 


“Kami tidak akan membiarkan angel-angel lainnya merasakan penderitaan yang sama seperti yang kamu alami di tempat ini.” 

Semoga ini bukan janji semu yang hilang digerus waktu dan kesibukan. Semoga seiring terbit dan terbenamnya matahari tak memudarkan janji kami.
Aku yakin dengan adanya masa depan, aku yakin tempat ini akan berubah. Tidak ada lagi kekerasan, tidak ada lagi tekanan, bahkan anak-anak seperti mu bisa hidup aman ditempat ini. Aku percaya kepada aparat, aku percaya kepada masyarakat, dan aku percaya kepada diri sendiri, bahwa tempat ini akan mengalami perubahan.  

Angel...

Aku berharap surat ini bisa kamu baca, meski aku tahu kamu tidak akan bisa membacanya secara langsung, tapi aku yakin Tuhan sudah menyampaikan semua isi hatiku ini.

Angel…

Beristirahatlah dengan tenang, tugas mu disini sudah selesai, kini saatnya tugas bagi kami dimulai, tugas untuk mengubah negeri ini. 

“Aku yakin satu peristiwa yang kamu alami, bisa mengubah seluruh negeri”
Terimakasih Angel.

Salam dari sesendok cinta mu yang telah dingin,



Aku   



  
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar