Suatu
perusahaan tentu memiliki strategi dan pertimbangannya masing –
masing dalam menjual suatu produk. Untuk menetapkan harga dibutuhkan
pertimbangan yang matang dan persemedian selama 40 hari (baca : rapat
besar perusahaan).
Harga
suatu barang dengan yang lain tentu berbeda, contohnya saja minuman
coca-cola ukuran medium dengan the botol sosro jelas memiliki harga
yang berbeda. Hal itu wajar dilakukan karena harga kulakan (beli) dan
brand produk juga memiliki dampak yang signifikan dalam penentuan
harga jual. Namun apa elo tahu kalo ternyata sekarang ini, perusahaan
memiliki strategi khusus untuk meraup keuntungan sebesar - besarnya
melalui penetapan harga ini??? Coba elo baca pengalaman pahit
gue berikut
ini :
Cerita
ini bermula ketika gue sedang mengerjakan tugas kelompok. Ditengah
diskusi yang melelahkan itu (gue sebenarnya gag ngapa-ngapain) gue
mengalami gagal usus, jenis penyakit yang diakibatkan oleh
penyempitan rahang usus melalui asam lambung yang memproduksi zat
asam berlebihan… (baca : kelaparan). Mungkin karena temen gue ini
peka, gue akhirnya dibawa ke rumah makan terdekat.
Naas
bagi gue saat itu karena tempat makan terdekat yang kita kunjungi
saat itu adalah MC. Donald, Sebuah tempat makan yang menuntut kita
mengeluarkan uang lebih jika ingin mencapai puncak orgasme
kepuasan
(Biar enggak ngaco baca aja kenyang), masalahnya yang ada di dompet
gue saat itu cuma beberapa lembar om patimura dengan pedang jagalnya.
Dan saat itu gue sedang SANGAT LAPAR
Gue
: kenapa milih tempat ini sih (bisik gue ke saly (temen gue))
Saly
: udah, diem aja. katanya laper?
Gue
: T_T (tapi kenapa uang makan ntar malam bakal kepakek siang ini
juga)
Pelayan
: mau pesen apa mbak?
Saly
: aku paket beff burger aja (hamburger + kentang goreng + soft drink)
Pelayan
mengulangi pesanan saly dan sesekali menawarkan beberapa item lagi.
Pelayan
: semuanya Rp 16.800.
Busyet,
uang gue saat itu enggak lebih dari Rp.10.000, gue enggak mungkin
pesen kayak si saly. Waktu gue dilayani, gue Cuma menyebutkan 1 item:
“beff
burgernya satu dan enggak di paketin”
Pelayan
& Saly : ???
Pelayan
: minumnya?
Saly
: mau air putih? (mungkin saly sadar kalo saat itu gue bokek)
Praduga
saat itu air putih tentu tidak akan menggugurkan jumlah patimura gue
lebih banyak lagi, gue pun setuju dengan saran itu. “mineral
waternya satu”
Setelah
pelayan menotal pembelian, gue shock dengan nominal yang harus gue
bayar.
Pelayan
: semuanya Rp 13.600… mau dibayar tunai atau kartu kredit??
GUE
: NGUTANG MBAK!!!! (lari keliling MC.D)
Secara
logika, harga yang harus gue bayar emang nggak akan segitu besarnya.
Tapi coba kita lihat di struct pembayan berikut ini. :
- BEFF BURGER : Rp 8000,-
- MINERAL WATER : Rp 5600,-
Gue
enggak nyangka, air botol yang isinya Cuma 330 ml dan mereknya gue
enggak tahu itu harganya lebih mahal dari minuman saly yang notabenya
adalah coca-cola. Bagi kebanyakan orang kasus seperti ini tidak lazim
terjadi, tapi di dalam dunia pemasaran tentu hal ini adalah wajar.
Meski syok tapi gue salut sama pemberian harga di tempat ini, setiap
barang yang dijual memiliki target pasarannya masing – masing, dan
itu adalah kunci utama dalam dunia pemasaran…
Sampai
disini aja postingan kali ini. buat kalian yang masih bingung Apa itu
target pemasaran? Dan apa gunanya target pemasaran itu? Gue akan
bahas di postingan berikutnya, setelah gue berhasil melewati nanti
malam tanpa makan T_T…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar