Selasa, 20 Maret 2012

Tempurung


Orang Indonesia itu bagaikan katak dalam tempurung”

Itulah penjelasan dari dosen ekonomi manajerial tadi pagi. Hal itu cukup mengagetkan karena sejauh yang gue tahu dari media – media massa, orang – orang Indonesia itu lebih mirip Udang di balik batu. (Siapa yang tahu kalo dibalik batu ada udang? Itu misteri!!) Hal itu membuat kita kudu waspada, kalo ada orang di jalan yang tiba – tiba aja ngasik kita uang, jangan diterima dia pasti adalah udang. Jangan diterima (kasik gue aja).

Balik lagi ke pernyataan dosen ekmen, Katak di dalam tempurung itu makluk yang tersiksa, hidup di tempat yang sempit, gelap dan yeyek (baca : jijik).

Ada 2 tanggapan dari gue tentang peribahasa itu :
  1. Tempurung itu apa???
  2. Kesurupan setan apa sehingga si doi (katak) mau tinggal di tempurung.
Dosen gue bercerita tentang kehidupan rakyak yang kurang sejahtera secara financial. Di era reformasi ini beliau merasa Indonesia ini berjalan di jalan yang salah.
masih ingat tentang pernyataan Soeharto yang ingin menjadikan Indonesia setara dengan Jepang?” Tanya dosen ekmen.

Terus terang yang gue inget dari pernyataan mantan presiden Ri itu Cuma “Proklamasi” nya doank…

Elo : itu bukan Soeharto, dodol!!!

Layaknya di dalam tempurung, masyarakat Indonesia saat ini hanya bisa menjalankan bisnis yang cenderung mengarah ke imitation entrepanuers doang ketimbang innovation Entrepanuers. Dan kalo kita amati lagi. Jepang adalah Negara yang menerapkan innovation Entrepanuers dengan sangat baik.

Kalo kita mengerti sejarahnya, Dulu Jerman adalah Negara dengan technology tercanggih. Jepang yang waktu itu belum setenar sekarang mengadopsi system technology yang dianut Jerman. Dan bagusnya, dia bukan hanya meniru tetapi juga berinovasi sehingga dari teknologi tiruan itu mereka menemukan sebuah system baru yang lebih canggih dari Jerman. Hal itu berbeda dengan imitation entrepanuers yang diterapkan Indonesia. Kita lebih puas meniru ketimbang harus disuruh berinovasi dengan hal – hal baru.

Dari situ gue berkesimpulan kalo orang – orang yang menjalankan imitation entrepanuers itu lebih cocok di sebut seperti katak dalam tempurung. Dia hanya terpatok dengan keadaan yang sempit di dalam tempurung tanpa meyadari peluang yang begitu luas di luar tempurungnya.

Mungkin postingan ini kelihatan naïf karena gue sendiri masih tergolong entrepanuers yang cenderung mengimitasi bisnis orang. Tapi harapan gue, kita bisa sama – sama belajar untuk berani berinovasi.

Kita hanya terpatok pada bagaimana kita bisa seperti Orang lain, Bukan pada bagaimana kita bisa melebihi Orang lain”
~Stevan Nataniel~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar